Tuesday, April 21, 2015

Damarwulan Part 1

Logo Kerajaan majapahit
Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaan dalam pemerintahan Hayam Wuruk dengan gelar Rajasanegara. Hayam Wuruk mempunyai dua orang istri.dari permaisuri Bhre Parameswara ia mendapat putri bernama Bhre Lasem. Bhre Lasem menikah dengan Wikrawardhana dan kemudian mepunyai anak bernama Dewi Suhita.

Sementara itu, dengan selirnya, Hayam Wuruk mempunyai dua orang putra. Bhre Wirabumi atau yang dikenal dengan nama Menak Jingga dan Minak Sembuyu. Mereka berdua tidak berhak menggantikan raja karena mereka keturunan seorang selir. Yang berhak menggantikan raja adalah Dewi Suhita karena ia anak seorang permaisuri sekalipun dia perempuan.

Menak Jingga dan Menak Sembuyu tidak setuju dengan diangkatnya Dewi Suhita menjadi raja Majapahit dengan gelar Prabu Kenya Kencana Wungu. Maka, dengan dibantu ibunya, Menak Jingga mengadakan gerakan di dalam keraton dan mempengaruhi punggawa untuk mengadakan perang terbuka. Dan terjadilah kelaparan yang panjang akibat perang saudara tersebut.

Kemelut panjang itu dikenal dengan sebutan”perang Paregreg”. Sebuah perang besar atau pertikaian yang telah melemahkan dan menghancurkan kekuatan pemerintahan di Majapahit.

Perang Paregreg itu membuat Prabu Kenya Kencana Wungu merasa prihatin dengan pemerintahan Majapahit. Akhirnya, beliau menyerahkan tampuk pimpinan kepada suaminya, Hyang Parasmeswara.

Perang tersebut sangat dahsyat dan memakan banyak korban. Pasukan Prabu Kenya Kencana Wungu dapat mendesak pasukan Menak Jingga. Menak Jingga dan Menak Sembuyu serta ibunya melarikan diri ke Blambangan. Blambangan adalah sebuah wilayah kecil di bawah kekuasaan Majapahit.

Di Blambangan itulah Menak Jingga akhirnya membangun keraton dan mengikrarkan diri sendiri sebagai Raja Blambangan. Sementara itu, Menak Sembuyu diangkat menjadi patih serta panglima perang Kerajaan Blambangan. Menak Jingga memerintah Blambangan dengan hati yang selalu tetap mengharapkan tahta Majapahit.

Walaupun Menak Jingga sudah terdesak dan melarikan diri, tetapi perang Paregreg belum selesai. Pada saat itu suami Prabu Kenya Kencana Wungu, Hyang Parameswara meninggalkan Majapahit menuju ke tanah Malaka karena alasan tertentu.

Kepergian Hyang Parameswara ini memberi peluang Menak Jingga untuk menguasai Majapahit. Dia tetap bertekad untuk menikah dengan Prabu Kenya Kencana Wungu dan membalas dendam kepada Majapahit.

Dengan siasatnya, Menak Jingga akan menyerang dan memberontak Keraton Majapahit dengan alasan melamar Prabu Kenya Kencana Wungu. Akan tetapi Prabu Kenya Kencana Wungu menolaknya. Ia tidak mau menerima karena Menak Jingga adalah seorang raja yang memiliki sifat tamak serta angkara murka. Kekuasaan pemerintahan Prabu Kencana Wungu lebih besar dibandingkan dengan Menak Jingga. Dan juga Menak Jingga sudah mempunyai dua orang istri yang cantik sebagai selir bernama Wahita dan Puyengan. Menak Jingga tidak menjadikan salah satu dari mereka menjadi permasuri karena Prabu Kenya Kencana Wungu yang patut menjadi permaisurinya.

Menak Jingga sangat marah, dan mengiring bala pasukannya ke perbatasan dan mulai melakukan penyerbuan. Ini membuktikan bahwa Menak Jingga tidak main-main.

Prabu Kencana Wungu adalah seorang raja yang cerdas. Walaupun mengalami ketegangan dan kesedihan ia tetap tegar. Secara cepat ia mengambil taktik yang jitu, yaitu meralat penolakannya menjadi permaisurinya Menak Jingga. Ia mau menerima asalkan Menak Jingga mau melakukan beberapa syarat. Dengan rayuan maut dan bujuk rayunya, hati Menak Jingga akhirnya meluluh. Prabu Kenya Kencana Wungu hanya mengulur waktu untuk dapat mempersiapkan pasukan dan siasatnya.

Menak Jingga segera memerintahkan pasukannya berhenti menyerbu dan menyerang pasukan Majapahit. Serta pasukannya tidak boleh masuk ke dalam wilayah kekuasaan Majapahit.

Kesempatan itu digunakan Prabu Kenya Kencana Wungu untuk mengatur siasat. Dia mengumumkan sayembara perang tanding. Barang siapa yang menang akan ditugaskan untuk melawan Menak Jingga. Jika dapat mengalahkan Menak Jingga akan dijadikan suaminya dan berhak memerintah kerajaan Majapahit.

Pengumuman lisan ini segera menyebar keseluruh pelosok Majapahit. Mulai dari Patih Logender yang kemudia meneruskannya kepada para panglima perang serta seluruh punggawa Majapahit.

Patih Logender adalah Patih yang sangat setia. Patih Logender telah lama mengabdi dan mendarmabaktikan dirinya demi kerajaan Majapahit sejak Prabu Hayam Wuruk masih memerintah. Dia juga dibantu anak-anaknya yaitu Layang Seto dan Layang Kumitir.

Tidak beda dengan panglima dan punggawa lainnya, setelah mendengar sayembara tersebut, Layang Seto dan Layang Kumitir tertarik untuk mengikutinya. Mereka tertarik karena mengaggumi kecantikan Prabu Kenya Kencana Wungu.

Sayembara itu juga di dengar oleh seorang pemuda yang bernama Damarwulan. Ia seorang pemuda yang juju dan berbudi luhur yang mengabikan dirinya kepada Patih Logender, pamannya.


EmoticonEmoticon